Skip to main content

ibis Styles Osaka, Hotel Budget Bagus di Pusat Kota Osaka


Setelah menginap di Sheraton Miyako Osaka, saya juga menginap di ibis Styles Osaka selama tiga malam. Hotel ini adalah hotel bintang tiga, seperti layaknya ibis lainnya di seluruh dunia. Berikut ini adalah ulasan saya setelah menginap di hotel ini selama tiga malam.

Akses mudah dan berada di pusat kota.

Lokasi hotel ini sangat strategis karena berada di pusat destinasi wisata utama Osaka, yaitu Dotonbori sehingga anda pun dapat menuju Dotonbori, Shinsaibashi, ataupun Namba kapanpun yang anda mau karena bisa diakses hanya dengan berjalan kaki. Akses untuk menuju ke stasiun kereta terdekat juga tidak terlalu jauh, namun yang terdekat adalah stasiun Kintetsu-Nippombashi yang bisa ditempuh jalan kaki selama 5 menit. Stasiun terdekat lainnya adalah Stasiun Namba.

Hotel lumayan baru.

Sebenarnya juga tidak terlalu baru juga. Hotel ini sudah berdiri lama namun bukan dengan nama ibis. Pergantian nama ke ibis dilakukan pada Februari 2016 dan pihak ibis pun merenovasi hotel ini agar sesuai dengan standar ibis.

Rate kamar sudah termasuk sarapan.

Ketika anda membeli kamar hotel di ibis Styles Osaka, dapat dipastikan anda akan mendapatkan rate kamar yang sudah termasuk sarapan sehingga tidak perlu bingung lagi mau makan apa ketika sarapan.

Kamar standar yang sempit.

Toilet yang sempit dilengkapi dengan bathtub

Fasilitas kamar
Kamar Twin Standard

Rata-rata kamar standar di Jepang adalah sangat kecil dan sempit. Begitu juga dengan ibis Styles Osaka. Saya mendapatkan kamar standar, dan saya merasakannya sendiri. Saya merasakan bahwa luas kamar di hotel ini bukanlah standar ibis yang lainnya. Jadi, kalau anda berencana menginap di hotel ini dan ingin merasakan ruang yang lega, jangan pilih kamar standar.

Selain itu, kamar mandinya juga sangat sempit ditambah dengan adanya bathtub. Saya tidak mengerti kenapa kamar mandi yang sudah sempit itu harus ditambah dengan kehadiran bathtub yang pastinya akan menambah sempit. Namun, untuk fasilitas kamar, saya merasakan tidak ada perbedaan antara Sheraton dan ibis Styles Osaka. Terdapat piyama, coffee maker, hair dryer, kulkas, toiletries yang cukup lengkap dengan sabun, shampoo, dan conditioner dari merek Shiseido, juga alat cukur. Untuk kloset, tidak ada sistem penghangat seperti di Sheraton Miyako Osaka.

Di ibis Styles Osaka, anda tidak akan mendapatkan botol air minum. Alasannya adalah karena air minum lewat kran di hotel ini bisa langsung diminum.

Restoran selalu penuh ketika waktu sarapan.

Suasana restoran ketika sarapan

Sarapan akan dimulai setiap harinya mulai pukul 07.00. Saya selalu datang sarapan setiap pukul 07.30 untuk menghindari antrian. Perlu diketahui, sekitar pukul 09.00, tamu hotel biasanya semakin ramai untuk sarapan sehingga mereka harus antri sebelum masuk ke restoran karena tempatnya yang tidak dapat menampung semua tamu hotel yang datang pada jam itu. Saya sendiri baru pertama kali melihat tamu harus antri sebelum sarapan.

Untuk menu sarapan, bisa dibilang standar seperti standar ibis. Namun, menunya tidak bervariasi setiap harinya. Beruntung saya hanya menginap selama tiga malam, karena kalau saya menginap lebih lama, bisa dipastikan saya tidak akan menikmati makanannya karena sudah bosan.

Sarapan di ibis Styles Osaka

Mesin money changer dan Seven Eleven.

Sama seperti di Sheraton Osaka, ada fasilitas mesin money changer di lobi bagi anda yang ingin menukarkan uang. Selain itu, ada juga minimarket Seven Eleven di samping lobi. Kehadiran Seven Eleven di hotel ini sangat bermanfaat, khususnya bagi saya. Saya bisa membeli sesuatu, terutama makanan berat seperti nasi, kapanpun yang saya mau ketika saya sedang lapar.

Akses dari dan menuju bandara.

Untuk masalah akses dari dan menuju bandara, ibis Styles tidak dilayani oleh limousine bus yang beroperasi dari bandara dan berhenti di depan hotel seperti di Sheraton Miyako Osaka. Bagi anda yang dari Kansai Airport, bisa naik kereta dulu dan berhenti di stasiun terdekat dari ibis, misalnya kalau anda naik kereta JR, maka berhentinya di Stasiun JR Namba dan berjalan kira-kira 10 menit untuk mencapai hotel atau juga naik taksi dari stasiun tersebut. Kalau anda naik subway / kereta lokal, bisa berhenti di Stasiun Kintetsu-Nippombashi.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, saya senang menginap di hotel ini meskipun ukuran kamarnya yang sangat sempit, seperti kamar hotel bintang tiga lainnya di Jepang. Namun, karena saya tahu kualitas ibis, saya tidak ragu untuk menginap di hotel ini dibanding menginap di hotel lainnya yang saya belum tahu kualitasnya seperti apa. Saya pun merekomendasikan anda untuk menginap di hotel ini karena lokasinya yang sangat strategis dan harga kamar yang bersaing dari hotel-hotel lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mengajukan Visa Korea Selatan Melalui Agen Travel

Korea Selatan belakangan ini benar-benar sangat populer bagi wisatawan Indonesia. Banyak sekali WNI yang ingin berlibur kesana, tidak terkecuali saya yang berencana libur lebaran di Seoul. Setelah membuat rencana, tentu saja hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengurus visa. Banyak yang bilang, visa Korsel itu sulit. Selain itu, mengurus visa Korsel juga hanya bisa dilakukan di Jakarta, sedangkan bagi kota lainnya bisa menggunakan jasa agen travel yang tentunya selain lebih mahal, kita juga harus melampirkan persyaratan tambahan yang ditentukan oleh masing-masing agen travel. Saya sendiri akhirnya merasakan pengalaman mengajukan visa melalui agen travel, yaitu Dwidaya Tour. Persyaratan visa versi Dwidaya Tour Persyaratan ini mungkin sama dengan beberapa agen travel lainnya, yaitu: Paspor dengan masa berlaku 7 bulan + paspor lama. Pas foto berwarna 4 x 6 = 2 lembar dengan background warna putih. Fotokopi bukti keuangan (harus rekening koran print di bank di atas

Review XL Pass di Beberapa Negara

Setelah membahas bagaimana cara memilih travel pass yang cocok selama di Jepang, sekarang saya akan share pengalaman saya memakai XL Pass selama di Jepang. Apa sih XL Pass itu? Layanan roaming dari XL XL Pass merupakan paket roaming yang disediakan XL, namun berbeda dengan paket roaming yang disediakan operator lainnya. Sebenarnya agak susah bagi saya untuk menjelaskan XL Pass itu. Untuk gampangnya, sesuai namanya, XL Pass hanyalah pass yang bisa digunakan untuk roaming ketika di luar Indonesia. Pass itu tidak termasuk dengan kuota internet, seperti yang disediakan oleh layanan roaming dari operator selain XL. XL Pass tersedia dan bekerjasama dengan operator telekomunikasi di 39 Negara, baik di Asia ataupun Eropa. Memakai kuota dari paket yang aktif di Indonesia Nah, XL Pass tidak termasuk dengan kuota internet karena kuota internet yang terpakai adalah kuota dari paket yang aktif di Indonesia. Misalnya, di Indonesia, kamu memakai kartu XL yang ada paket internetnya,

Pengalaman Pertama ke Osaka Naik AirAsia X!

Dalam merayakan kemenangannya selama 8 tahun berturut-turut sebagai LCC terbaik di dunia, AirAsia pun memberikan promo kursi gratis di bulan Juli 2016. Saya pun menjadi salah satu orang yang beruntung mendapatkan promo itu. Saya berhasil mendapatkan harga yang super murah untuk penerbangan KUL-KIX-KUL periode libur lebaran 2017. Dengan promo itulah saya dapat mewujudkan impian saya ke salah satu destinasi impian, Jepang. Sebelum saya membahas bagaimana pengalaman jalan-jalan saya ke Osaka, saya mau membahas dulu bagaimana rasanya terbang pertama kali dengan AirAsia X di rute long-haul. Dari dulu saya penasaran bagaimana rasanya terbang dengan LCC di rute jarak jauh, dan akhirnya baru terealisasikan sekarang. Buat yang belum tahu, AirAsia X ini berbeda dengan AirAsia. Perbedaannya terletak di jenis pesawat, kelas, dan in-flight entertainment (IFE). Khusus IFE, jangan dibayangkan akan ada TV seperti di pesawat full service yah. Tentunya akan berbeda jika dibandingkan antara