Berawal dari mendapatkan tiket promo AirAsia KUL-PVG, akhirnya saya bisa berkunjung ke negeri tirai bambu tersebut. Visa China diurus 1 bulan sebelum berangkat, dan saya pun terbang ke Shanghai pada 15 Juni 2018. Liburan saya ke Shanghai akan memakan waktu selama 5 hari 4 malam. Berikut ini adalah pengalaman saya berlibur ke Shanghai, dan juga Hangzhou.
Membeli Tiket Promo
Seperti biasa, rencana liburan selalu dimulai dengan mencari tiket promo. Untunglah, saya berhasil mendapatkan promo AirAsia seharga 1,6 juta Kuala Lumpur-Shanghai pulang pergi. Tiket promo saya dapatkan bulan Oktober 2017 untuk keberangkatan Juni 2018.
Memesan Kamar Hotel
Setelah tiket pesawat berhasil didapat, saya mulai mencari penginapan yang dapat memuat 4 orang dalam satu kamar. Pilihan saya akhirnya jatuh ke Modena by Fraser Putuo Hotel Shanghai. Hotel bintang 4 bergaya apartemen ini sangat saya rekomendasikan untuk anda yang berlibur bersama keluarga karena di dalam kamar hotel ini disediakan peralatan-peralatan yang akan membuat anda merasa berada di dalam rumah, seperti microwave, dapur, peralatan masak yang lengkap seperti panci, pisau, celemek, piring, gelas, gunting, dan peralatan mencuci piring.
Saya sendiri membawa rice cooker, beras, dan beberapa masakan dari Indonesia sehingga saya bisa makan dan memasak di dalam kamar hotel untuk menghemat biaya makan selama di Shanghai. Jika ada yang lupa dibawa atau ingin membeli buah dan sayuran, anda bisa mampir di samping hotel karena tersedia supermarket 24 jam dan mini market, yaitu Family Mart. Tidak ketinggalan pula ada Starbucks di lobi hotel, serta lokasi hotel yang cukup strategis, hanya perlu berjalan kaki 5 menit menuju stasiun Metro terdekat. Harga yang saya dapatkan untuk satu kamar per malam tanpa sarapan adalah Rp. 1.391.546.
Membuat Visa China
Setelah tiket pesawat dan hotel sudah saya pegang, visa China pun sudah siap untuk dibuat. Untuk review lengkap cara membuat visa China, kunjungi postingan saya berikut ini.
Tiba di Pudong International Airport
Saya tiba di Shanghai sekitar pukul 04.45 pagi waktu Shanghai. Setelah keluar dari pesawat, saya mengisi minum dulu di water dispenser terdekat sekaligus ke toilet. Sebelum melewati imigrasi, semua turis asing diminta untuk memindai (scan) sidik jari di mesin yang sudah disediakan. Prosesnya tidak begitu rumit, dan ada petugas yang siap membantu anda jika anda kebingungan bagaimana cara kerja mesin tersebut. Jika sidik jari anda susah dibaca oleh mesin hingga akhirnya gagal, tidak perlu khawatir. Nantinya anda akan diberikan sebuah kartu yang intinya bertuliskan bahwa anda gagal memindai sidik jari. Berikan kartu tersebut pada petugas imigrasi, dan anda akan scan ulang sidik jari anda. Proses imigrasi cukup lancar, tapi jika antrian sedang padat, bersiaplah untuk mengantri lebih lama.
Menunggu di Burger King
Waktu menunjukkan pukul 05.30, tentunya saya tidak bisa langsung check in ke hotel dan saya juga sudah terlalu lelah untuk memulai jalan-jalan saya di Shanghai. Untuk itulah, saya memutuskan untuk sarapan pagi di Burger King Bandara Pudong. Lokasinya ada di sebelah kiri dari pintu keluar kedatangan. Tersedia banyak kursi apabila anda ingin tidur atau istirahat sejenak. Tapi jangan lupa untuk memesan makanan juga ya. Harganya sedikit lebih mahal dari Burger King di Indonesia.
Kalau kurang suka dengan Burger King, ada juga KFC dan McDonalds, namun untuk tempat beristirahat, saya lebih menyarankan di Burger King saja. Jika ingin ke KFC atau McDonalds, jalanlah ke arah lokasi stasiun Metro. Akan ada petunjuk yang jelas tentang arah ke stasiun. Anda akan menemukan kedua restoran cepat saji itu di tengah-tengah perjalanan anda menuju stasiun Metro.
Membeli Kartu Transportasi
Kartu transportasi di Shanghai tersedia dalam bentuk One Day Pass/Three Day Pass untuk unlimited rides tanpa perlu mengisi saldo, atau ada juga yang dinamakan Shanghai Public Transportation Cards untuk kartu yang dapat diisi saldo. Saya sendiri memilih untuk membeli kartu Three Day Pass yang dapat digunakan tidak terbatas (unlimited) untuk rute Metro di Shanghai selama tiga hari. Sisanya, saya memilih untuk membeli kartu single trip saja. Harga untuk kartu Three Day Pass adalah RMB 45 atau sekitar Rp. 99.000, sedangkan untuk One Day Pass adalah RMB 18 atau sekitar Rp. 39.600. Info lebih lengkap dapat dibaca disini.
Untuk Shanghai Public Transportation Cards, anda cukup membeli kartunya seharga RMB 100 atau sekitar Rp. 220.000 yang berisi saldo RMB 80 dan RMB 20 sisanya merupakan deposit. Sayangnya, deposit tersebut tidak bisa dikembalikan (refund) sehingga jika anda akan kembali ke Indonesia, bawalah kartu tersebut pulang untuk dijadikan souvenir, atau simpan saja untuk kunjungan anda ke Shanghai berikutnya. Anda bisa mengisi saldo kartu tersebut di mesin-mesin yang telah disediakan di setiap stasiun Metro.
Kartu transportasi di Shanghai dapat anda beli di konter petugas stasiun yang terdapat di setiap stasiun. Jangan khawatir masalah bahasa, karena setiap petugas di konter dapat berbahasa Inggris dengan baik.
Menggunakan Train ke Pusat Kota
Untuk transportasi dari bandara menuju ke kota dengan menggunakan train, anda memiliki dua pilihan, yaitu Metro atau Maglev. Saya sendiri tidak perlu menjelaskan tentang Metro karena Metro adalah sebutan untuk MRT di Shanghai. Bagaimana dengan Maglev? Maglev mungkin kurang dimengerti oleh turis awam yang belum pernah ke Shanghai. Jika anda tahu Shinkansen, itulah Maglev. Maglev merupakan high speed train yang hanya beroperasi dari Pudong Airport menuju stasiun Longyang Road. Jika menggunakan Metro menuju Longyang Road membutuhkan waktu sekitar 45 menit, anda hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dengan menggunakan Maglev. Informasi lebih lengkap mengenai Maglev bisa dilihat disini.
Untuk menggunakan Maglev, anda harus membeli tiket tambahan karena tidak bisa menggunakan One/Three Day Pass atau Shanghai Transportation Card. Harga tiket Maglev sekali jalan adalah RMB 50, dan untuk round-trip sebesar RMB 80. Ada juga paket Single Trip Maglev + One Day Pass Shanghai seharga RMB 55 atau Round Trip Maglev + One Day Pass Shanghai seharga RMB 85.
Saya sendiri memilih untuk menggunakan Metro saja karena saya tidak terburu-buru untuk menuju ke pusat kota. Tapi, jika anda ingin merasakan sensai naik kereta dimana relnya tidak bersentuhan secara langsung dengan roda kereta, maka cobalah Maglev.
Catatan Jika Menggunakan Maglev & Metro
Jika anda menggunakan Maglev, anda akan berhenti di Stasiun Longyang Road, setelah itu anda harus berpindah kereta / transfer ke line Metro.
Jika anda menggunakan Metro menuju Stasiun Longyang Road, anda akan berhenti di stasiun Guanglan Road. Keluarlah dari kereta dan pindah ke kereta yang ada di jalur seberangnya karena jika anda tidak turun di stasiun itu, anda akan dibawa kembali ke Pudong Airport.
Situasi di dalam Shanghai Metro
Penumpang di dalam Metro selalu saja padat. Namun, ada hal unik yang terjadi di Shanghai Metro dan berbeda dengan MRT lainnya seperti di Singapura, Osaka, Tokyo, Hong Kong, dan sebagainya. Jika anda mencoba naik Metro, anda mungkin akan menemukan orang-orang yang berjualan di dalam Metro, menawarkan jasa mereka, dan hal-hal unik lainnya. Meski begitu, kebersihan di dalam kereta masih terjaga dan saya belum menemukan hal-hal aneh seperti anak kecil buang air kecil sembarangan dan hal aneh lainnya.
Selain itu, dalam kondisi padat penumpang, warga lokal tidak segan-segan mendorong anda secara kasar apabila menghalangi jalan mereka untuk keluar. Warga lokal juga tidak pernah antri secara tertib ketika naik Metro. Mereka akan tetap naik ke dalam kereta dan menghalangi orang yang akan keluar dari kereta. Hal ini sungguh berbeda dengan tata tertib warga Jepang dan Singapura yang harus memperbolehkan penumpang keluar dari kereta terlebih dahulu.
Kalau menggunakan Shanghai transportation card, itu cara isi ulang/top up-nya gimana boss?
ReplyDeletePakai tunai/ aplikasi/gimana?
Untuk top up bisa langsung di mesin yang ada di setiap stasiun kereta ya.
DeleteApakah setiap stasiun metro di shanghai tersedia lift utk pemgguna wheelchair dan baby stroller??
ReplyDeleteTks bnyk..
Hi, maaf ya saya gak terlalu ingat, tapi seharusnya fasilitas publik seperti stasiun bawah tanah ada liftnya sih.
DeleteApakah warga Shanghai bisa berbahasa Inggris?
ReplyDeleteHi, warga Shanghai banyak yang tidak bisa berbahasa Inggris.
DeleteSemoga bisa ke Shanghai juga, Bismillah
ReplyDelete