Skip to main content

Tune Hotel KLIA2 atau Tune Hotel KLIA Aeropolis?


Tune Hotel merupakan hotel pilihan utama saya apabila saya ke Malaysia. Selain harganya murah, kualitasnya terjamin karena Tune Hotel merupakan bagian dari AirAsia Group sehingga saya percaya dengan Tune Hotel. Nah, khusus di Kuala Lumpur International Airport, ada dua Tune Hotel yang bisa membuat traveler bingung apabila belum pernah tahu Tune Hotel itu seperti apa. Berikut ini adalah perbedaannya:

Tune Hotel KLIA2

Seperti namanya, hotel ini lokasinya berada di KLIA2. Tetapi perlu diketahui, lokasinya bukan berada di dalam KLIA2, melainkan di luar KLIA2 dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Ada jalur khusus dari KLIA2 untuk menuju hotel ini yang memerlukan waktu kurang lebih 7 menit berjalan kaki. Pada kunjungan terakhir saya di Juni 2017, hotel ini masih bergaya trendi dengan ornamen merah hitam di bagian lobi dan juga terdapat 7-11 (Seven Eleven) di sampingnya. Namun, pada kunjungan saya di Januari 2018, pihak hotel sudah merombak bentuk lobinya dengan warna hitam yang mendominasi sehingga terlihat sangat mewah dibanding yang sebelumnya. Bisa dibilang dengan perubahan itu, Tune Hotel KLIA2 terlihat seperti sebuah hotel bintang 5, padahal hotel ini hanya bintang 3.

Sayangnya juga, 7-11 sudah tidak ada di hotel ini sehingga bagi anda yang ingin berbelanja sesuatu kini sudah ditempatkan di satu tempat, yaitu di samping bagian resepsionis. Tersedia berbagai snack, air panas, dan sebagainya. Oh iya, Tune Hotel KLIA2 juga menyediakan welcome drink bagi para tamu. Fasilitas ini sebelumnya belum pernah ada di Tune Hotel manapun. Selain itu, ada juga kafe agar para tamu bisa bersantai sambil menikmati berbagai minuman ataupun makanan.

Proses check-in pada kunjungan saya di Januari 2018 sangat lambat. Padahal, jumlah resepsionisnya lebih banyak dari kunjungan saya yang sebelumnya. Kira-kira, saya menunggu selama 10 menit hingga giliran saya dilayani. Buat anda yang belum tahu, kini warga asing yang menginap di setiap hotel manapun di Malaysia diminta untuk membayar tourism tax sebesar 10 MYR atau kira-kira Rp. 34.000. Biaya ini belum termasuk di rate kamar sehingga kita harus bayar di resepsionis ketika check-in. Setelah semua urusan beres, saya diberikan 1 card untuk kamar dan sebuah kertas berisi username dan password WiFi.

Saat itu, saya hanya memesan kamar tanpa sarapan dengan rate Rp. 1.000.000 untuk kamar twin. Sesungguhnya, harga kamar di Tune Hotel KLIA2 ini sangat mahal. Namun apa boleh buat, lokasinya sangat bagus karena dekat dengan bandara sehingga saya rela menginap disini. Apabila waktu transit saya panjang, mungkin saya akan mempertimbangkan hotel lain dengan rate kamar yang jauh lebih murah.

Fasilitas kamar sangat standar, dan kamarnya cukup luas untuk kamar twin. Untuk kamar double lebih kecil dari kamar twin, dan tentunya harganya Rp. 100.000 lebih murah dibanding kamar twin. Tidak ada fasilitas pembuat kopi atau air panas, dan tidak disediakan sikat gigi dan pasta gigi. Bawalah perlengkapan itu apabila anda menginap disini. Sabun, shampoo, handuk, air mineral, dan safe box tersedia di kamar.

Meski lokasinya di dekat bandara, saya tidak mendengar suara mesin pesawat di kamar Tune Hotel KLIA2. Namun, suara orang mengobrol di luar kamar saya masih terdengar dan sangat mengganggu ketika tengah malam.

Tune Hotel KLIA Aeropolis

Sama-sama membawa nama KLIA, namun hotel ini letaknya tidak berdekatan di KLIA ataupun KLIA2. Lho, jadi dimana dong? Jawabannya, di dekat bandara Kuala Lumpur yang lama, yaitu LCCT (Low Cost Carrier Terminal), bekas terminal lama AirAsia dulu sebelum KLIA2 dioperasikan. Hotel ini sempat tutup setelah LCCT tidak digunakan, namun dibuka kembali untuk umum sejak 2017.

Hotel ini bisa dijangkau hanya dengan taksi, Grab/Uber, ataupun shuttle gratis yang disediakan pihak hotel, tidak bisa dengan jalan kaki. Lokasinya kurang lebih sekitar 15 menit dari KLIA2. Biaya taksi dari KLIA2 ke hotel ini adalah 42 MYR atau sekitar Rp. 142.000. Cukup mahal memang, namun hanya ini pilihan apabila tidak mendapatkan shuttle gratis. Dengan Grab/Uber biayanya adalah 35 MYR atau sekitar Rp. 119.000 dan penumpang harus menunggu di pintu kedatangan 1/2 KLIA2. Untuk shuttle gratis, tamu hotel harus melakukan reservasi terlebih dahulu di resepsionis Tune Hotel KLIA2. Pada malam hingga siang, shuttle akan beroperasi tiap jam, naketika sore hingga malam hari akan beroperasi tiap dua jam.


Sesampainya di depan hotel, akan ada security yang membantu membawakan barang ke dalam hotel. Proses check-in cukup cepat, dan lagi-lagi harus membayar tourism tax sebesar 10 MYR. Card kamar dan kertas berisi username dan password WiFi diberikan, dan saya sudah diperbolehkan menuju ke kamar. Bagi anda yang akan berangkat lagi ke bandara, jangan lupa untuk reservasi terlebih dahulu di resepsionis, karena shuttle hanya bisa berisi 9 penumpang sehingga siapa cepat dia dapat. Kalau sudah penuh di jam tertentu, anda bisa memilih jam lain. Namun, perhatikan juga jam terbang anda ya. Kalau benar-benar terpaksa, taksi merupakan pilihan terbaik.

Sesampainya di kamar, saya benar-benar terkejut karena kamarnya sangat sempit. Sempit sekali! Hanya berisi satu tempat tidur double, dan kamar mandi. Untuk membuka koper saja sangat susah, harus diatas tempat tidur. Namun, inilah Tune Hotel yang sebenarnya. Harga murah, dan memang di desain untuk hotel transit saja. Harga per malam yang saya dapatkan adalah Rp. 420.000 tidak termasuk sarapan. 

Kamar berisi meja lipat, safe box, air mineral, handuk, sabun dan shampoo, tidak berbeda jauh dengan Tune Hotel KLIA2. Hotel ini memang hanya cocok untuk tidur saja. Jika anda menginginkan kenyamanan yang lebih, hotel ini bukanlah pilihan yang terbaik. Di hotel ini tersedia ruang sholat, fasilitas menyetrika, laundry, dan dispenser yang terletak di lantai paling bawah. Ada juga kafe untuk membeli makanan dan minuman. 

Selama saya tidur, saya bisa mendengar suara mesin pesawat dan suara orang mengobrol di luar kamar. Namun itu tidak terlalu menggangu saya, karena mungkin tamu hotel ini sedikit sehingga suara orang-orang juga hanya sedikit, berbeda dengan di Tune Hotel KLIA2.

Pagi harinya, saya siap untuk check out dan mengambil shuttle jam 09.00 sehingga saya sudah berada di lobi hotel pukul 08.30. Shuttle berangkat tepat pukul 09.00, dan tiba di Tune Hotel KLIA2 pukul 09.15. Setelah itu, saya berjalan kaki menuju terminal keberangkatan KLIA2.

Perbandingan

Mungkin anda sudah bisa membandingkan kedua hotel ini berdasarkan apa yang telah saya tulis diatas. Namun, agar lebih jelas, ini dia perbandingan antara Tune Hotel KLIA2 dengan Tune Hotel KLIA Aeropolis:

Tune Hotel KLIA 2 - Plus

  • Dekat dengan KLIA2, bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit dengan adanya akses langsung dari bandara.
  • Kamar luas.
  • Fasilitas welcome drink tersedia.
  • Cafe dan bar tersedia.
  • Tidak terdengar suara mesin pesawat dalam kamar.
  • Tersedia televisi.

Tune Hotel KLIA2 - Minus

  • Harga per malam sangat mahal.
  • Check-in sangat lambat.
  • Terdengar suara obrolan orang-orang dari luar kamar.

Tune Hotel KLIA Aeropolis - Plus

  • Harga lebih murah dibanding Tune Hotel KLIA2.
  • Check-in cepat.
  • Cafe, ruang sholat dan mesin cuci tersedia.
  • Tersedia shuttle gratis, berbeda dari hotel-hotel lainnya di sekitar bandara yang harus bayar.

Tune Hotel KLIA Aeropolis - Minus

  • Hanya bisa ditempuh dengan taksi, Grab/Uber, dan shuttle yang disediakan hotel.
  • Lokasinya jauh dari bandara.
  • Tidak ada welcome drink.
  • Kamar sangat sempit, bahkan untuk membuka koper juga susah.
  • Terdengar suara mesin pesawat dan obrolan orang-orang dari luar kamar.
  • Tidak tersedia televisi.
  • Di sekitar hotel tidak ada restoran ataupun minimarket.

Kesimpulan

Nah, sudah tahu kan perbandingannya? Sekarang anda bisa memutuskan mana Tune Hotel yang tepat untuk anda. Secara fasilitas, mungkin kedua hotel ini sama saja. Namun, jika waktu transit pendek, Tune Hotel KLIA2 merupakan pilihan yang tepat. Selain Tune Hotel KLIA2, hotel bagus lainnya yang terletak di bandara adalah Container Hotel yang bisa dibilang ini adalah hotel kapsul. Mungkin harganya lebih murah dari Tune Hotel KLIA2, tapi untuk masalah privasi dan kenyamanan, Tune Hotel KLIA2 adalah pilihan terbaik. Beberapa hotel di dalam bandara yang bagus seperti:

  • Tune Hotel KLIA2.
  • Sama Sama Express KLIA2 dan KLIA.
  • Aerotel (dibuka mulai Februari 2018, lokasinya di lantai 2 Gateway@KLIA2. Harga per kamar di kisaran 1 jutaan).

Jika anda memutuskan untuk menginap di luar area bandara, ada banyak hotel di sekitar bandara yang lebih murah daripada Tune Hotel KLIA Aeropolis dan memiliki fasilitas shuttle dari KLIA atau KLIA2 (berbayar), seperti:

  • Youniq Hotel
  • Sri Enstek
  • Bary Inn

Comments

  1. Mau tanya jam berpa bisa check oni

    ReplyDelete
  2. Maksudnya check in saya tiba jam 11 malam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai,

      Untuk check-in, kalau anda sudah memesan kamar di hari yang sama, anda bisa langsung check in karena resepsionis kedua Tune Hotel ini 24 jam. Tetapi, kalau kasusnya anda sampai jam 11 malam hari ini, tapi anda memesan kamar untuk keesokan harinya, anda harus menunggu sampai jam check-in dibuka yaitu jam 14.00 siang.

      Delete
  3. Halo kak,

    Mau tanya donk..
    Wkt itu nginep brp org yah?
    Sy mau ke KL ber3, tp mau pesan 1 room aja.. krn low bajet..hehe
    Kira2 bisa masuk gak yah? Soalnya sy cek, 1 room maks hanya 2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, saya menginap dua orang saja. Kalau untuk menginap bertiga, saya tidak menyarankannya karena Tune Hotel adalah hotel budget dimana kamar yang tersedia tidak begitu luas dan tempat tidur juga kecil. Tentang boleh masuk atau tidak, tentu saja kalau pihak hotel melihat jumlah tamu melebihi kapasitas ruangan tidak akan diperbolehkan.

      Delete
  4. Halo kak,
    Saya kan baru pertama kali mau melakukan perjalanan Jakarta - tawau transit di KL jam 11 mlm dan kebetulan naik Malaysia Airlines jd saya mendarat di bandara KLIA. Nah, sebaiknya saya menginap dihotel mana yah? Utk budget hotel transit soalnya low budget hihihi
    Makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, untuk budget hotel dekat KLIA ya seperti yang sudah saya sebutkan di atas, ada Tune Hotel KLIA Aeropolis, Youniq, Sri Enstek, Bary Inn, itu semua yang saya rasa masuk kategori budget karena harganya affordable, lalu juga punya shuttle juga jadi akses dari bandara ke hotel dan sebaliknya mudah. Kalau waktu transit kamu pendek, bisa juga nginap di hotel kapsul (Capsule by Container Hotel) di KLIA2 jadi gak perlu keluar bandara, cuma tetap harus naik kereta dari KLIA ke KLIA2 ya.

      Delete
  5. Halo kak,

    Kalau saya rencana check in jam 18:30 dan pesan kamar 6 hour day use. Kalau begitu saya check you jam berapa ya? Mungkin bisa dikasih contoh. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, untuk day use itu setahu saya hanya tersedia jam 07.00 - 19.00, jadi kalau kamu check in jam 18.30 sepertinya tidak bisa karena jam 19.00 adalah jam terakhir check out. Kalau kamu pesan yang 6 hour day use, berarti check in mulai jam 13.00, dan check out jam 19.00. Coba lihat info lengkap di website mereka tunehotels.com ya, disitu sudah sangat jelas infonya :D

      Delete
  6. Saksikan pertandingan seru antara :
    Hellas Verona vs Genoa
    Selasa, 20 Oktober 2020 Pukul 01:45 WIB
    jangan lupa betting jagoannya ya bossku
    semoga menang jp ya bossku

    Promo BOLASINGA :
    - Bonus Deposit Harian 10%
    - Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
    - Bonus Rollingan Casino 0.8%
    - Bonus Rollingan Poker 0.2%
    - Bonus Referral All Games 2.5%
    - Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%

    Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net

    Info lebih lanjut hubungi :

    Whatsapp : +855 16 326 804
    Instagram : bolasingaofficial
    Twitter : Singa Bola
    http://www.fcarema.com/
    #prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #bolaonline #pokeronline

    ReplyDelete
  7. Terima kasih, ya. Atas catatan pengalaman saudara. Ia membantu saya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengajukan Visa Korea Selatan Melalui Agen Travel

Korea Selatan belakangan ini benar-benar sangat populer bagi wisatawan Indonesia. Banyak sekali WNI yang ingin berlibur kesana, tidak terkecuali saya yang berencana libur lebaran di Seoul. Setelah membuat rencana, tentu saja hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengurus visa. Banyak yang bilang, visa Korsel itu sulit. Selain itu, mengurus visa Korsel juga hanya bisa dilakukan di Jakarta, sedangkan bagi kota lainnya bisa menggunakan jasa agen travel yang tentunya selain lebih mahal, kita juga harus melampirkan persyaratan tambahan yang ditentukan oleh masing-masing agen travel. Saya sendiri akhirnya merasakan pengalaman mengajukan visa melalui agen travel, yaitu Dwidaya Tour. Persyaratan visa versi Dwidaya Tour Persyaratan ini mungkin sama dengan beberapa agen travel lainnya, yaitu: Paspor dengan masa berlaku 7 bulan + paspor lama. Pas foto berwarna 4 x 6 = 2 lembar dengan background warna putih. Fotokopi bukti keuangan (harus rekening koran print di bank di atas

Review XL Pass di Beberapa Negara

Setelah membahas bagaimana cara memilih travel pass yang cocok selama di Jepang, sekarang saya akan share pengalaman saya memakai XL Pass selama di Jepang. Apa sih XL Pass itu? Layanan roaming dari XL XL Pass merupakan paket roaming yang disediakan XL, namun berbeda dengan paket roaming yang disediakan operator lainnya. Sebenarnya agak susah bagi saya untuk menjelaskan XL Pass itu. Untuk gampangnya, sesuai namanya, XL Pass hanyalah pass yang bisa digunakan untuk roaming ketika di luar Indonesia. Pass itu tidak termasuk dengan kuota internet, seperti yang disediakan oleh layanan roaming dari operator selain XL. XL Pass tersedia dan bekerjasama dengan operator telekomunikasi di 39 Negara, baik di Asia ataupun Eropa. Memakai kuota dari paket yang aktif di Indonesia Nah, XL Pass tidak termasuk dengan kuota internet karena kuota internet yang terpakai adalah kuota dari paket yang aktif di Indonesia. Misalnya, di Indonesia, kamu memakai kartu XL yang ada paket internetnya,

Review Lengkap Tentang Pengalaman ke Jeju Bersama AirAsia X

Seperti postingan saya sebelumnya yang sudah membahas tentang Jeju, sekarang saya akan membagikan pengalaman saya setelah berkunjung ke kota yang dijuluki sebagai "Hawaii of Korea" ini. Meskipun perjalanan saya sangat singkat, namun saya sangat menikmati kota ini dan tidak menyesal berkunjung ke Jeju, bahkan ingin datang lagi kesana. INFORMASI PENTING! Sayang sekali, per 4 Februari 2020, Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menghentikan program bebas visa untuk ke Jeju sehingga semua WNI yang akan berkunjung ke Jeju diwajibkan untuk memiliki visa Korea. Bagi kamu yang akan pergi ke Jeju bulan Maret 2020 sampai seterusnya, bisa mengurus visa Korea terlebih dahulu di Indonesia. Penghentian bebas visa ini dikarenakan wabah virus Corona yang sedang heboh awal tahun 2020 ini dan belum bisa dipastikan kapan bebas visa akan dibuka lagi. Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa cek Instagram KVAC di @kvac_id atau langsun menghubungi kedutaan Korea Selatan di Indonesia.