Skip to main content

Pengalaman Pertama ke Osaka Naik AirAsia X!


Dalam merayakan kemenangannya selama 8 tahun berturut-turut sebagai LCC terbaik di dunia, AirAsia pun memberikan promo kursi gratis di bulan Juli 2016. Saya pun menjadi salah satu orang yang beruntung mendapatkan promo itu. Saya berhasil mendapatkan harga yang super murah untuk penerbangan KUL-KIX-KUL periode libur lebaran 2017. Dengan promo itulah saya dapat mewujudkan impian saya ke salah satu destinasi impian, Jepang.
Sebelum saya membahas bagaimana pengalaman jalan-jalan saya ke Osaka, saya mau membahas dulu bagaimana rasanya terbang pertama kali dengan AirAsia X di rute long-haul. Dari dulu saya penasaran bagaimana rasanya terbang dengan LCC di rute jarak jauh, dan akhirnya baru terealisasikan sekarang. Buat yang belum tahu, AirAsia X ini berbeda dengan AirAsia. Perbedaannya terletak di jenis pesawat, kelas, dan in-flight entertainment (IFE). Khusus IFE, jangan dibayangkan akan ada TV seperti di pesawat full service yah. Tentunya akan berbeda jika dibandingkan antara LCC dengan FSC.

Sebelum terbang

Saya membeli tiket ke Osaka pada tanggal 17 Juli 2016 untuk terbang tanggal 27 Juni 2017 dan pulang tanggal 30 Juni 2017. Tiket per orang saat itu adalah MYR 299 untuk sekali jalan. Saya harus membayar MYR 2632 untuk tiket pulang pergi 4 orang, termasuk tax dan biaya kartu kredit, di luar add-ons (makanan, bagasi, dll). Saya cukup gak sabar untuk menikmati penerbangan saya ke Osaka ini, dan harus menunggu 11 bulan sejak tiket sudah dibeli.
Dua bulan setelah beli tiket, saya sering dikirimkan penawaran untuk upgrade ke kelas Premium FlatBed, atau yang orang-orang kenal dengan kelas bisnis. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, perbedaan antara AirAsia X dan AirAsia salah satunya di kelasnya. Jika di AirAsia hanya terdapat kelas Ekonomi seluruhnya, di AirAsia X terdapat dua kelas, yaitu kelas Premium Flatbed, dan kelas Ekonomi. Dengan berada di kelas Premium Flatbed, anda akan merasakan terbang layaknya di kelas bisnis dengan tempat duduk yang bisa dijadikan tempat tidur, dan juga fasilitas makanan. Sayangnya, meskipun saya sering diberikan penawaran untuk upgrade, tapi saya tidak bisa mendapatkannya. Aneh? Ya. Ketika saya konfirmasi ke AirAsia, tiket yang saya miliki tidak masuk kategori untuk upgrade. Lalu, apa gunanya saya mendapatkan email penawaran itu ya? Mungkin karena tiket saya tiket promo sehingga saya pun tidak masuk kategori.
Email penawaran upgrade dari AirAsia X - OptionTown

Selanjutnya, kira-kira di bulan Maret 2017, saya mendapatkan notifikasi bahwa jam penerbangan saya diubah, dari yang semula jam 1 malam berubah menjadi jam 2 malam. Terkait perubahan itu, AirAsia X memberikan saya opsi:
  1. Ubah jadwal penerbangan tanpa dikenakan biaya.
  2. Credit Shell, yaitu pengembalian dana ke akun AirAsia yang bisa digunakan untuk membeli tiket AirAsia lainnya.
Dari ketiga opsi, saya memilih untuk mengubah jadwal penerbangan saya. Saya mengubahnya menjadi tanggal 26 Juni 2017 alias maju sehari dari tanggal semula. Saya pun datang langsung ke kantor AirAsia Surabaya di Tunjungan Plaza. Proses pengubahan jadwal saya diproses hingga akhirnya beberapa hari kemudian saya dikirimkan tiket saya yang baru.  Akhirnya saya bisa menikmati Osaka dari yang semula 4H3M menjadi 5H4M.
Email pemberitahuan perubahan jadwal keberangkatan

Jadwal keberangkatan yang baru

Di bandara
Saya berangkat dari Surabaya ke Kuala Lumpur tanggal 25 Juni 2017 dan tiba pukul 19.00 waktu KL. Saya memutuskan untuk menunggu di bandara saja sampai jam keberangkatan. Sekitar pukul 21.00 saya pun masuk ke area keberangkatan, dan ketika saya melihat layar yang berisi jam keberangkatan, penerbangan saya ke Osaka ditunda hingga pukul 03.25. Saya pun harus menunggu lebih lama lagi, dan akhirnya memutuskan untuk tidur saja di area sebelum masuk ke ruang tunggu KLIA2. Kira-kira jam 01.45 saya terbangun, dan kembali melihat layar, dan tertera lagi penerbangan saya ditunda hingga pukul 05.20. Tidak ada alasan jelas kenapa penerbangan itu bisa delay. Pukul 04.45, saya masuk ke ruang tunggu. Setelah pengecekan tiket, petugas AirAsia X membagikan makanan berupa burger McDonalds serta air minum botol sebagai kompensasi delay.
Delayed

Ruang tunggu saat itu sangat penuh sesak. Saya pun sudah mengetahui sebelumnya bahwa penerbangan ke Osaka ini akan full. Ternyata banyak juga orang Indonesia dibandingkan orang Malaysia sendiri. Mereka ada yang berasal dari Medan, Jakarta, Bandung, dan tentunya Surabaya. Sekitar pukul 05.20, penumpang boarding. Boarding dilakukan berdasarkan zona. Tentunya penumpang kelas Premium Flatbed diutamakan masuk, selanjutnya penumpang di Zona 2 seperti saya diperbolehkan boarding. Saya tidak ingat zona-zonanya, yang pasti Zona 2 adalah zona bagi penumpang yang duduk di bagian belakang.

Di pesawat

Memasuki pesawat, saya disambut oleh pramugari dan mengarahkan saya dimana saya duduk. Perbedaan AirAsia X dengan AirAsia lainnya adalah jenis pesawat. Semua pesawat AirAsia X dengan kode penerbangan D7 adalah pesawat wide body, yaitu Airbus 330 (A330) dengan konfigurasi kursi 3-3-3 dan juga 2-3-2 khusus untuk di bagian paling belakang. Terdapat kurang lebih 8 awak kabin yang bertugas, dan semuanya berbeda kewarganegaraan. Ada yang dari Korea, Jepang, Malaysia, bahkan dari Indonesia. Proses boarding cukup cepat, sekitar 30 menit, dan pesawat mulai lepas landas.

Suasana kabin saat boarding

Di kelas Ekonomi, khususnya bagian ekor pesawat, saya merasakan suasana yang sangat bising dimana penumpang infant rata-rata berada disitu. Saya tidak tahu apakah itu memang sudah diatur AirAsia X atau tidak. Suara tangisan bayi dan teriakan anak-anak akan sangat mengganggu anda apabila anda adalah tipe orang yang susah tidur. Kalau anda terganggu, AirAsia X menyediakan solusinya. Seperti yang saya baca di in-flight magazine AirAsia X, anda bisa membeli kursi Quiet Zone di pesawat. Saya lupa harga pastinya, tapi kurang lebih sekitar Rp. 300.000 kalau dikonversi ke Rupiah. Selain itu, anda juga bisa upgrade ke kelas Premium Flatbed sekitar Rp. 2.000.000 kalau dikonversi ke Rupiah. Tentu saja anda bisa membeli kursi/upgrade kelas kalau kursinya masih tersedia.
Sekitar dua jam setelah lepas landas, food service pun mulai dilakukan. Bagi penumpang yang memesan prebook meal akan dilayani terlebih dahulu. Pilihan makanan di AirAsia X tidak berbeda jauh dengan AirAsia, namun harganya sedikit lebih mahal di AirAsia X. Di AirAsia, rata-rata harga prebook meal adalah Rp. 33.000, sedangkan di AirAsia X, rata-rata MYR 16 atau sekitar Rp. 55.000. Awak kabin akan memulai food service dua jam setelah take off dan dua jam sebelum landing.
Penerbangan ke Osaka yang memakan waktu 6 jam 30 menit dari Kuala Lumpur ini terasa benar-benar melelahkan bagi saya. Suasana kabin yang ramai juga makin menambah rasa lelah itu. Ditambah tidak ada hiburan yang bisa saya nikmati karena handphone saya kehabisan baterai dan saya tidak memasukkan film yang bisa ditonton lewat iPad dan tidak membawa laptop. Saran saya, persiapkan film-film yang bisa anda tonton selama perjalanan baik itu di handphone, tablet, ataupun laptop. Oh ya, AirAsia X juga menyediakan in-flight entertainment berupa tablet yang sudah diisi film-film. Selain itu, mereka juga menyewakan power bank seharga MYR 10 dan bisa dikembalikan ke awak kabin satu jam sebelum landing. Saya tidak membeli IFE ataupun menyewa power bank demi berhemat. Lumayan, uangnya kan bisa dibuat untuk jalan-jalan selama di Osaka.

Tiba di Osaka

Pukul 13.00, pesawat landing di Kansai International Airport. Butuh 30 menit hingga pesawat berhenti dan penumpang bisa keluar. Saya pun langsung bergegas menuju area imigrasi, dimana saya harus naik Skytrain dulu untuk mencapai terminal satellite, persis seperti di KLIA 1. Tiba di imigrasi, suasana saat itu sangat penuh. Akhirnya setengah jam kemudian saya baru bisa keluar dari imigrasi dan akhirnya keluar dari area kedatangan. Finally, saya sudah berada di Osaka!

Welcome to Kansai!

Berikut ini beberapa saran dari saya bagi anda yang akan terbang dengan AirAsia X:

    1. Bawa selimut, bantal leher, penutup mata, dan penutup telinga untuk dipakai selama penerbangan.  Khusus untuk selimut, bantal leher, dan penutup mata, AirAsia X menyediakannya selama di pesawat untuk disewakan. Harganya kurang lebih Rp. 120.000 untuk ketiga benda tersebut.
    2. Pasok film-film yang bisa ditonton melalui handphone, tablet, atau laptop.
    3. Bawa power bank agar tidak kehabisan baterai selama perjalanan.
    4. Pertimbangkan untuk membeli kursi di zona diam (Quiet Zone) atau upgrade ke kelas Premium Flatbed.

Comments

  1. Hallo kak makasih buat infonya, saya mau tanya, untuk tujuan pembuatan visanya kan nanti ada yg buat official visit, family visit dan lain sebagainya, klo misalnya mau ikut lomba, itu ngisinya apa ya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, saya sendiri kurang tahu nih. Mungkin bisa langsung menghubungi kantor kedutaan saja ya :D

      Delete
  2. Hello kak makasih infonya berguna banget...saya rencana mau k korea pas libur lebaran tahun ini mau naik airasia aja yg paling murah . Eh pas searching ttg airasia blog kk muncul. Tapi saya baru mau pesen tiket pesawat minggu depan.he3
    kak saya mau nanya waktu transit d KL koper kita yg dibagasi gmn?soalnya kita kan ganti pesawat. Trus satu lagi kak pas check in kita bisa gk pilih posisi kursi? Terima kasih sebelumnya��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, kalau tiket kamu connect, bagasi otomatis dialihkan ke pesawat kamu selanjutnya. Kalau gak connect, berarti kamu harus ambil bagasi, lalu check-in ke konter untuk memasukkan bagasi lagi. Untuk kursi, kamu harus beli kursi kalau kamu mau duduk di kursi yang kamu mau. Kalau kamu tidak beli, kursi kamu akan ditentukan secara acak oleh sistem check-in mereka.

      Delete
  3. Kalau utk bagasi sndiri bagaimana kak? Apakah bayar lg? Atau include harga tiket? Klo include, dpet brp kilo?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengajukan Visa Korea Selatan Melalui Agen Travel

Korea Selatan belakangan ini benar-benar sangat populer bagi wisatawan Indonesia. Banyak sekali WNI yang ingin berlibur kesana, tidak terkecuali saya yang berencana libur lebaran di Seoul. Setelah membuat rencana, tentu saja hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengurus visa. Banyak yang bilang, visa Korsel itu sulit. Selain itu, mengurus visa Korsel juga hanya bisa dilakukan di Jakarta, sedangkan bagi kota lainnya bisa menggunakan jasa agen travel yang tentunya selain lebih mahal, kita juga harus melampirkan persyaratan tambahan yang ditentukan oleh masing-masing agen travel. Saya sendiri akhirnya merasakan pengalaman mengajukan visa melalui agen travel, yaitu Dwidaya Tour. Persyaratan visa versi Dwidaya Tour Persyaratan ini mungkin sama dengan beberapa agen travel lainnya, yaitu: Paspor dengan masa berlaku 7 bulan + paspor lama. Pas foto berwarna 4 x 6 = 2 lembar dengan background warna putih. Fotokopi bukti keuangan (harus rekening koran print di bank di atas

Review XL Pass di Beberapa Negara

Setelah membahas bagaimana cara memilih travel pass yang cocok selama di Jepang, sekarang saya akan share pengalaman saya memakai XL Pass selama di Jepang. Apa sih XL Pass itu? Layanan roaming dari XL XL Pass merupakan paket roaming yang disediakan XL, namun berbeda dengan paket roaming yang disediakan operator lainnya. Sebenarnya agak susah bagi saya untuk menjelaskan XL Pass itu. Untuk gampangnya, sesuai namanya, XL Pass hanyalah pass yang bisa digunakan untuk roaming ketika di luar Indonesia. Pass itu tidak termasuk dengan kuota internet, seperti yang disediakan oleh layanan roaming dari operator selain XL. XL Pass tersedia dan bekerjasama dengan operator telekomunikasi di 39 Negara, baik di Asia ataupun Eropa. Memakai kuota dari paket yang aktif di Indonesia Nah, XL Pass tidak termasuk dengan kuota internet karena kuota internet yang terpakai adalah kuota dari paket yang aktif di Indonesia. Misalnya, di Indonesia, kamu memakai kartu XL yang ada paket internetnya,

Review Lengkap Tentang Pengalaman ke Jeju Bersama AirAsia X

Seperti postingan saya sebelumnya yang sudah membahas tentang Jeju, sekarang saya akan membagikan pengalaman saya setelah berkunjung ke kota yang dijuluki sebagai "Hawaii of Korea" ini. Meskipun perjalanan saya sangat singkat, namun saya sangat menikmati kota ini dan tidak menyesal berkunjung ke Jeju, bahkan ingin datang lagi kesana. INFORMASI PENTING! Sayang sekali, per 4 Februari 2020, Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menghentikan program bebas visa untuk ke Jeju sehingga semua WNI yang akan berkunjung ke Jeju diwajibkan untuk memiliki visa Korea. Bagi kamu yang akan pergi ke Jeju bulan Maret 2020 sampai seterusnya, bisa mengurus visa Korea terlebih dahulu di Indonesia. Penghentian bebas visa ini dikarenakan wabah virus Corona yang sedang heboh awal tahun 2020 ini dan belum bisa dipastikan kapan bebas visa akan dibuka lagi. Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa cek Instagram KVAC di @kvac_id atau langsun menghubungi kedutaan Korea Selatan di Indonesia.