Skip to main content

Sampai Jumpa, Mandala Tigerair


Bagi anda yang belum tahu, Tigerair Mandala akan segera menghentikan seluruh penerbangannya mulai tanggal 1 Juli 2014. Sebenarnya saya tidak terlalu kaget dengan berita itu karena saya sudah prediksikan sejak jauh hari. Tigerair Mandala mengalami kerugian terus menerus yang menyebabkan mereka harus menghentikan operasionalnya. Sebelumnya, mereka mulai menutup 9 rute yang dianggap merugikan mereka, dan puncaknya adalah saat ini dimana mereka harus menghentikan semua penerbangan mereka. Saya mau share pengalaman (hampir semua buruk) dengan Tigerair Mandala. Saya pertama kali naik Mandala saat tahun 2009, beberapa saat sebelum Mandala Airlines tutup pada tahun 2011. Kesan pertama saya dengan Mandala adalah pesawatnya bagus, bersih, lumayan lah buat ukuran LCC. Rute saya saat itu adalah Jakarta-Surabaya di malam hari.

Pesawatnya masih baru, dan pelayanannya cukup bagus sehingga saya mau naik Mandala lagi di next trip saya. Sayangnya mereka sudah keburu tutup operasional awal tahun 2011, dan saya pun kaget mengingat Mandala adalah salah satu maskapai tertua yang ada di Indonesia (sejak tahun 1970) harus tutup karena tidak kuat bersaing dengan LCC lainnya. Ya sudahlah apa boleh buat.

Dua tahun kemudian, Tigerair, maskapai penerbangan dari Singapura, membeli setengah saham dari Mandala dan berhasil menyelamatkan Mandala dari keterpurukan sehingga Mandala pun bisa terbang kembali dan bersaing lagi dengan maskapai lainnya. Sejak kembali beroperasi, Mandala sering memberikan promo tiket murah dan bisa bersaing dengan tiket murah-nya AirAsia. Saya juga dapat tiket promo, kebetulan saya bersama teman-teman saya yang berjumlah lebih dari 8 orang ingin liburan ke Bali pada Juli 2013. Tiket sudah saya book sejak promo di Januari 2013, harganya sangat murah dan kami pun sangat senang dengan promo itu. Namun tiba-tiba, pada April 2013, Mandala menghentikan rute SUB-DPS & DPS-SUB, sehingga membuat kami harus batal terbang dan Mandala pun memberikan refundnya. Dari situ saya mulai kecewa dengan Mandala karena mereka tidak memberikan alternatif selain refund untuk tiket kami.

Mandala berubah menjadi Tigerair Mandala. Brand yang sangat kuat karena membawa nama Tigerair yang cukup dikenal sebagai salah satu LCC terbaik di Asia. Promo-promo masih terus bertebaran. Kali ini, ada promo tiket murah ke Hongkong karena saat itu Tigerair Mandala sedang membuka rute baru langsung ke Hongkong dari Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Promonya berupa Buy One Get One yang bekerja sama dengan kartu kredit Ci**bank. Saya membeli tiket untuk 4 orang untuk libur Lebaran 2014 dengan total 7,4 juta saja untuk 4 orang. Murah sekali, kan. Padahal biasanya untuk ke Hongkong satu tiket pp berkisar antara 4-5 juta untuk LCC, kalau 4 orang jadi sekitar 16-20 juta. Saya menghemat banyak sekali biaya untuk tiket ke Hongkong berkat promo Tigerair Mandala ini. Namun, berita buruk pun datang lagi. Bulan Februari 2014, Tigerair Mandala mengumumkan penutupan 9 rute termasuk SUB-HKG & HKG-SUB. Lagi-lagi saya sangat kesal dengan Tigerair Mandala. Bagaimana bisa mereka menutup rute yang baru saja di launch bulan Desember 2013 dan menutupnya 2 bulan kemudian? Dari situ saya bisa memprediksi bahwa Tigerair Mandala umurnya tidak akan bertahan lama lagi.

Untungnya, mereka memberikan pilihan pengalihan penerbangan dari RI (Tigerair Mandala) ke TR (Tigerair Singapore). Karena ini bukan penerbangan langsung dan harus transit di Singapura, tentu ada biaya tambahannya. Tiket saya yang tadinya 7,4 juta menjadi 13.6 juta. Sisa 6,2 juta ditanggung oleh Tigerair SG. Masalah beres, saya pun tinggal menghitung hari buat trip saya ke Hongkong.

Di bulan Mei 2014, saya yang terpilih sebagai Google Student Ambassador regional Asia Tenggara, berangkat ke Cebu, Filipina dalam rangka GSA SEA Summit 2014. Transportasi saya ke sana ditanggung sepenuhnya oleh Google, dan tentu saya tidak ikut campur dalam mengatur penerbangan saya kesana. Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya pun mengetahui bahwa penerbangan kami adalah dengan Tigerair Mandala (CGK-SIN) dan Tigerair (SIN-CEB). Sebenarnya saya agak ragu naik Tigerair Mandala karena pelayanan mereka yang buruk kepada saya sebelumnya, tapi ya sudahlah apa boleh buat.

Penerbangan kami ke Singapura on time. Ini kali pertamanya saya naik Tigerair Mandala sejak mereka rebranding. Pelayanan masih cukup OK, hanya pramugrarinya sedikit terlihat judes. Perjalanan pergi saya berjalan dengan lancar. Here's come the trouble. Tanggal 2 Juni 2014, saya pulang ke Indonesia. Di Cebu, saya memasukkan bagasi saya. Karena saya menggunakan tigerconnect, otomatis bagasi saya akan ditransfer dari Tigerair ke Tigerair Mandala di Singapura sehingga ketika transit saya tidak mengambil bagasi. Namun, ketika di Jakarta, saya kaget karena saya tidak menemukan bagasi saya. Setelah konfirmasi ke pihak ground handling Tigerair Mandala di Soekarno Hatta Terminal 3, mereka bilang kalau bagasi saya tertinggal di Changi! Mereka beralasan bahwa saya check in di last minute, sedangkan saya check in 3 jam sebelum keberangkatan. Alasan mereka sangat tidak bisa saya terima. Tapi karena mereka berjanji akan mengirim koper saya ke Surabaya keesokan harinya, saya mulai bisa sedikit tenang.

Keesokan harinya, saya mencoba telepon pihak ground handling Tigerair Mandala (atas nama Pak Rachmat) pagi-pagi sebelum saya terbang kembali ke Surabaya. Handphone nya aktif, tapi tidak dijawab. Berkali-kali saya telepon, akhirnya handphonenya dimatikan. Saya cukup kesal karena anggapannya mereka seperti lepas tanggung jawab begitu saja. Hingga pada akhirnya saya sudah berada di Surabaya, saya belum dapat kejelasan kapan koper saya akan dikirim. Sesampainya di Surabaya saya langsung mencari kantor lost and found Tigerair Mandala di Bandara Juanda Surabaya. Setidaknya, saya bisa dapat seseorang yang bisa saya hubungi di Surabaya, tapi ternyata tidak ada kantor lost and found di Juanda. Bagaimana bisa mereka tidak ada kantor lost and found? Apa jadinya kalau ada penumpang mereka di Surabaya yang kehilangan bagasi? Tigerair Mandala sudah saya cap sangat buruk dan blacklist dalam airline pilihan saya.

Siangnya, saya mencoba telepon kembali dan Pak Rachmat pun mengangkat teleponnya. Saya mau marah, tapi untungnya beliau membawa kabar baik, yaitu koper saya sudah ada di Jakarta dan siap dikirim ke Surabaya. Tapi, koper saya baru bisa dikirim pada malam hari dengan pesawat Lion Air dari CGK-SUB dengan ketibaan di Surabaya jam 22.30. Mereka tidak bisa mengantar bagasi saya langsung ke rumah saya, jadilah saya ke Juanda malam itu juga untuk mengambil bagasi saya di lost and found Lion Air. Ketika saya sudah temui koper saya, koper saya rusak. Koper saya yang terbuat dari plastik dan berbahan keras itu penyok di bagian kanan atas. Pastilah penyebabnya karena benturan yang cukup keras. Tapi yang saya heran, logo koper saya dilepas dengan sengaja sehingga meninggalkan dua lubang. Saya pun tidak tahu, apakah ini perbuatan Tigerair Mandala, atau pihak Lion Air. Buat apa melepas logo koper orang lain? Tapi prinsip saya, selama barang di koper saya tidak ada yang hilang, it's ok.

Logo koper saya yang hilang dan sengaja dicopot
Bagian koper yang penyok akibat benturan keras

Saya pun melapor kejadian ini ke twitter Tigerair Mandala (@tigerairmandala), dan mereka tidak merespon baik kejadian kehilangan dan kerusakan koper saya ini. Pihak yang mengurus tiket saya ini membeli bagasi 15kg mahal-mahal, harusnya mereka bisa memperlakukan bagasi saya dengan baik, dan apabila ada kejadian seperti ini harusnya mereka meminta maaf, namun tidak ada kata maaf sama sekali dari pihak Tigerair Mandala. Oke, maskapai ini saya black list. Saya sempat berharap Tigerair Mandala ditutup lagi, buat apa ada maskapai dengan pelayanan buru seperti itu. Say no to Tigerair Mandala!

Ternyata, apa yang saya harapkan menjadi kenyataan. 18 Juni 2014, Tigerair Mandala mengumumkan mereka akan berhenti terbang mulai 1 Juli 2014. Ya, inilah nasib Tigerair Mandala. Mereka tidak bisa bersaing. Saya yang sering naik AirAsia, sering membandingkan kualitas AirAsia dengan Tigerair Mandala, dan saya pikir AirAsia jauh lebih baik dibanding Tigerair Mandala.

Selamat tinggal Tigerair Mandala. Terima kasih atas berbagai pengalaman -- yang kebanyakan buruk -- yang telah kalian berikan kepada saya selama ini. Saya harap ketika nanti Tigerair Mandala bangkit lagi, mungkin dengan brand yang baru, mereka bisa membuat performa mereka jauh lebih baik daripada sekarang. Jangan terus menerus memberikan promo murah kalau pelayanan masih belum bagus. Goodbye and Fly High, Tigerair Mandala!

Comments

Popular posts from this blog

Mengajukan Visa Korea Selatan Melalui Agen Travel

Korea Selatan belakangan ini benar-benar sangat populer bagi wisatawan Indonesia. Banyak sekali WNI yang ingin berlibur kesana, tidak terkecuali saya yang berencana libur lebaran di Seoul. Setelah membuat rencana, tentu saja hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengurus visa. Banyak yang bilang, visa Korsel itu sulit. Selain itu, mengurus visa Korsel juga hanya bisa dilakukan di Jakarta, sedangkan bagi kota lainnya bisa menggunakan jasa agen travel yang tentunya selain lebih mahal, kita juga harus melampirkan persyaratan tambahan yang ditentukan oleh masing-masing agen travel. Saya sendiri akhirnya merasakan pengalaman mengajukan visa melalui agen travel, yaitu Dwidaya Tour. Persyaratan visa versi Dwidaya Tour Persyaratan ini mungkin sama dengan beberapa agen travel lainnya, yaitu: Paspor dengan masa berlaku 7 bulan + paspor lama. Pas foto berwarna 4 x 6 = 2 lembar dengan background warna putih. Fotokopi bukti keuangan (harus rekening koran print di bank di atas

Review XL Pass di Beberapa Negara

Setelah membahas bagaimana cara memilih travel pass yang cocok selama di Jepang, sekarang saya akan share pengalaman saya memakai XL Pass selama di Jepang. Apa sih XL Pass itu? Layanan roaming dari XL XL Pass merupakan paket roaming yang disediakan XL, namun berbeda dengan paket roaming yang disediakan operator lainnya. Sebenarnya agak susah bagi saya untuk menjelaskan XL Pass itu. Untuk gampangnya, sesuai namanya, XL Pass hanyalah pass yang bisa digunakan untuk roaming ketika di luar Indonesia. Pass itu tidak termasuk dengan kuota internet, seperti yang disediakan oleh layanan roaming dari operator selain XL. XL Pass tersedia dan bekerjasama dengan operator telekomunikasi di 39 Negara, baik di Asia ataupun Eropa. Memakai kuota dari paket yang aktif di Indonesia Nah, XL Pass tidak termasuk dengan kuota internet karena kuota internet yang terpakai adalah kuota dari paket yang aktif di Indonesia. Misalnya, di Indonesia, kamu memakai kartu XL yang ada paket internetnya,

Review Lengkap Tentang Pengalaman ke Jeju Bersama AirAsia X

Seperti postingan saya sebelumnya yang sudah membahas tentang Jeju, sekarang saya akan membagikan pengalaman saya setelah berkunjung ke kota yang dijuluki sebagai "Hawaii of Korea" ini. Meskipun perjalanan saya sangat singkat, namun saya sangat menikmati kota ini dan tidak menyesal berkunjung ke Jeju, bahkan ingin datang lagi kesana. INFORMASI PENTING! Sayang sekali, per 4 Februari 2020, Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menghentikan program bebas visa untuk ke Jeju sehingga semua WNI yang akan berkunjung ke Jeju diwajibkan untuk memiliki visa Korea. Bagi kamu yang akan pergi ke Jeju bulan Maret 2020 sampai seterusnya, bisa mengurus visa Korea terlebih dahulu di Indonesia. Penghentian bebas visa ini dikarenakan wabah virus Corona yang sedang heboh awal tahun 2020 ini dan belum bisa dipastikan kapan bebas visa akan dibuka lagi. Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa cek Instagram KVAC di @kvac_id atau langsun menghubungi kedutaan Korea Selatan di Indonesia.